25.12.10

BAGAIMANA AGAR PAKAIAN TIDAK TERTUKAR?

Pakaian tertukar merupakan masalah klasik yang terjadi pada laundry kiloan. Kalau dianalisa dari proses laundry, ada beberapa penyebab kenapa pakaian pelanggan bisa tertukar dan beberapa tips solusinya antara lain:  
  1.  Pakain tercampur karena proses penghitungan tercampur dengan dengan pelanggan lain. Hal ini karena space counter yang kecil ditambah pakaian kotor yang diletakkan dalam posisi terbuka sehingga bisa kemasukan pakaian pelanggan lain. Untuk menghindari masalah ini, salah satu solusinya adalah menggunakan laundry bag (atau tas plastik bila ingin lebih murah),. dimana pakaian pelanggan yang telah diterima dimasukkan dalam  tas dan diikat sehingga tidak mungkin kemasukan pakaian pelanggan lain.
  2. Proses pencucian tercampur karena nyucinya dicampur dengan pelanggan lain. Cara yang biasa digunakan usaha laundry adalah masing-masing pakaian diberi penanda (tulisan nama pelanggan) pada sebuah kain dan dilekatkan menggunakan tag gun. Atau ada juga yang ditulis pada bagian tertentu dari pakaian (cara yang tidak profesional karena telah membikin noda pakaian pelanggan). Terjadinya proses tertukar lebih sering disebabkan oleh kurang ketelitian karyawan kita. Solusi untuk mengurangi resiko tsb adalah, gunakan marker pita berwarna (seperti kuning, biru, hitam, merah ) pada pakaian pelangan. Seandainya dengan pita ini kok masih tertukar, berarti karyawan yang bagian marker memang daya ingatnya parah dan sepertinya memang perlu di mutasi..hehe. Alternatif solusi lainnya adalah proses cuci jangan dicampur, alias dicuci sendiri-sendiri.
  3. Tercampur pada proses pengeringan. Hal ini biasa terjadi pada laundry kiloan yang masih menggunakan tenaga matahari untuk pengeringannya (alias di jemur). Solusi untuk mengurangi resiko tertukar adalah: jemurlah pakaian pelanggan secara terurut berdasarkan line (alias gantungan pakaian,  bahasa jawanya "sampiran"). Gantungan pakaian di berikan kode abjad atau huruf dan tulislah kode tempat menjemurnya pada tanda terima pakaian. Biasanya karyawan kita kurang mengindahkan proses pencatatan ini, tetapi tegaskan bahwa hal tsb merupakan prosedur yang apabila dilanggar menimbulkan resiko. Cara lainnya adalah berikan nomor urut pada hanger dan tuliskan hanger nomor berapa saja yang digunakan untuk menjemur pakaian pelanggan. Apabila proses pengeringan telah menggunakan dryer, maka resiko tertukar jauh lebih kecil.
  4. Tertukar pada proses penyetrikaan. Untuk mengurangi resiko ini, perlu dibuat sebuah prosedur bahwa hanya pakaian-pakaian yang sedang disetrika yang boleh berada di ruang setrika, yang lainnya harus ditempatkan di ruangan tersendiri. Apabila bagian setrika telah selesai menyetrika, pakaian yang telah selesai disetrika harus ditempatkan di tempat khusus sebelum mengambil pakaian pelanggan lain untuk disetrika. Biasanya resiko tertukar pada proses ini sangat jarang terjadi.
  5. Tertukar pada proses packing. Untuk menghindarinya, pakaian yang telah selesai disetrika setelah dihitung harus secepatnya dipacking, sehingga tidak akan tercampur dengan pelanggan lain.
  6. Tertukar karena salah menempelkan Bukti Laundry. Untuk mengurangi resiko ini, tuliskan nomor bukti diplastik kemasan dengan menggunakan spidol permanen atau gunakan stiker yang mencantumkan nomor bukti pelanggan. Ingat, apabila nomor bukti pelanggan tidak kuat menempel pada plastik kemasan, berarti resiko tertukar semakin besar.

1 komentar: